Kamis, 25 November 2010

AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)

 

Pengertian

AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau sering juga disebut dengan IUD (intra uterine device) adalah suatu alat yang dimasukkan dan disimpan dalam rongga rahim dengan tujuan mencegah atau menjarangkan kehamilan dalam jangka waktu lama.

Jenis-jenis AKDR

1. Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi:

  • Bentuk terbuka (open device), misalnya Lippes Loop, Cupper-T, Cupper-7, Margulies, Spring Coil, Multiload, Nova-T, dan lain-lain.
  • Bentuk tertutup (closed device), misalnya Ota Ring, Antigon, Grafenberg ring, Hall-stone ring, dan lain-lain.

2. Menurut tambahan obat atau metal AKDR dibagi menjadi:

  • Medicated IUD, misalnya Cupper-T-200, Cupper-T-220, Cupper-T-300, Cupper-T-380A, Cupper-7, nova-T, ML-Cu 250, , ML-Cu 375, dan lain-lain.
  • Unmedicated IUD, misalnya Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon, dan lain-lain.

Indikasi dan kontra indikasi AKDR

1. Indikasi pemasangan AKDR yaitu:

  • Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih.
  • Ingin menjarangkan kehamilan (spacing).
  • Sudah cukup anak hidup, tidak mau hamil lagi namun takut atau menolak cara permanen (kontrasepsi mantap).
  • Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi hormonal misalnya karena mengidap penyakit jantung, hipertensi, dll.
  • Berusia diatas 35 tahun, dimana kontrasepsi hormonal kurang menguntungkan.

2. kontra indikasi pemasangan AKDR yaitu:

  • Sementara hamil.
  • Peradangan panggul.
  • Perdarahan uterus yang abnormal.
  • Karsinoma organ-organ panggul.
  • Malformasi panggul.
  • Mioma uteri terutama submukosa.
  • Dismenorea berat.
  • Stenosis kanalis servikalis.
  • Anemia berat dan gangguan pembekuan darah.
  • Penyakit jantung rematik.

Keuntungan dan kerugian AKDR

1. Keuntungan AKDR

  • Hanya satu kali motivasi dan pemasangan.
  • Tidak ada efek sistemik.
  • Dapat mencegah kehamilan dalam jangka panjang.
  • Sederhana, ekonomis, mudah dipakai, dan cocok untuk penggunaan besar-besaran, disebut IUD-nisasi.
  • Kegagalan yang disebabkan karena kesalahan akseptor tidak banyak.
  • Efektivitas tinggi.
  • Kesuburan dapat pulih kembali (reversible).
  • Tidak diperlukan pendidikan tinggi dan pendidikan tertentu dari akseptor, karena itu dapat dipakai di daerah pedesaan.

2. Kerugian AKDR

  • Nyeri perut dan mulas-mulas.
  • Terdapat perdarahan: spotting dan menometroragia.
  • Lekorea atau keputihan yang menyebabkan liang senggama (vagina) terasa lebih basah.
  • Dapat terjadi infeksi.
  • Kadang nyeri yang dirasakan suami saat berhubungan karena tergesek dengan benang AKDR.

Terjadi kehamilan dengan AKDR in situ.

Kapan AKDR dipasang dan kapan AKDR dilepas/dibuka

1. AKDR dipasang saat:

  • Sedang haid atau bersamaan dengan menstruasi.
  • Setelah persalinan/melahirkan.
  • Setelah keguguran.
  • Masa interval yaitu antara dua haid setelah dipastikan ibu tidak hamil.
  • Bersamaan dengan seksio sesarea.
  • After morning (kurang dari 72 jam setelah berhubungan).

2. AKDR dilepas/dibuka saat:

  • Indikasi medis, seperti terjadi perdarahan hebat yang berlangsung lama, nyeri hebat, hamil dengan IUD in situ, peradangan panggul, berat badan berkurang.
  • Atas permintaan suami-istri.
  • AKDR telah kadaluarsa.
  • Akseptor telah bercerai atau suami meninggal.
  • Tukar atau pindah cara misalnya dengan dengan kontrasepsi mantap.
  • Translokasi AKDR.

Jadwal pemeriksaan ulang AKDR

Pada dasarnya kontrol AKDR penting dalam rangka konsultasi medis, sosiologi, dan psikologis akseptor dengan tujuan untuk mengetahui posisi AKDR dan rahim, apakah terjadi efek samping, komplikasi, kegagalan, atau apakah AKDR perlu diganti dengan yang baru atau jenis lain. Namun jadwal lemeriksaan ulang AKDR sebagai berikut:

1. Setelah pemasangan kalau dipandang perlu diberikan antibiotika sebagai profilaksis.

2. Dua minggu setelah pemasangan.

3. Satu bulan setelah pemeriksaan pertama.

4. Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua.

5. Setiap enam bulan sampai satu tahun.

 

Daftar pustaka

Ida Bagus Gde Manuaba, 1998; Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan Keluarga Berencana, Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.

Ida Bagus Gde Manuaba, 1999; Operasi Kebidanan Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Dokter Umum, EGC, Jakarta.

Rustam Mochtar, 1998; Synopsis Obstetri, Jilid 2, Edisi 2, EGC, Jakarta.

1 komentar:

  1. " thanks eirichzon3, dg membaca blog ini saya jadi dapat tambahan satu pengetahuan dari AKDR "

    BalasHapus