A. Pengertian
Osteomalasia adalah kekurangan fosfor dan kalsium dalam matriks tulang yang berakibat terbentuknya tulang yang tidak ada kalsium.
Osteomalasia juga diartikan sebagai penyakit metabolisme tulang yang ditandai dengan tidak memadainya mineralisasi tulang (pada anak disebut riketsia).
B. Penyebab
Kalsium, fosfor dan vitamin D akan membantu penyerapan kalsium dari system gastrointestinal dan kalsium merupakan media transpor untuk fosfor. Kekurangan vitamin D akan menyebabkan tidak terdeposisinya kalsium dan fosfor di matriks tulang sehingga tulang tidak termineralisasi. Faktor resiko mencakup defisiensi asupan kalsium atau vitamin D, kekurangan sintesis vitamin D, terapi anti convulsant jangka panjang, gagal ginjal kronis dan nutrisi parenteral jangka panjang. Sehingga konsistensi tulang akan melunak dan terjadi pembengkokan. Kurangnya penyerapan Ca2+ pada defisiensi vitamin D sering menyebabkan hipokalsemia, dan karena defisiensi kalsium, protein tulang baru tidak mengalami mineralisasi. Osteomalasia paling sering disebabkan oleh kurangnya asupan provitamin yang diubah menjadi vitamin D3 oleh sinar matahari atau akibat kurangnya pajanan matahari. Kelainan ini juga dapat disebabkan oleh gangguan fungsi 1α-hidroksilase ginjal atau gangguan pada reseptor sel sasaran yang mengikat1,25-dihidrosikolekalsiferol.
C. Manifestasi Klinik
Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada osteomalasia adalah nyeri tulang dan nyeri tekan tulang sebagai akibat kekurangan kalsium, biasanya terjadi kelemahan otot. Rasa sakit biasanya akan meningkat seiring dengan aktivitas, yang kebanyakan akan terjadi pada tangan atau kaki bagian bawah, tulang belakang, tulang pinggul/pelvis, tulang rusuk. Pada penyakit yang telah lanjut, tungkai menjadi melengkung (karena berat tubuh dan tarikan otot). Vertebra yang melunak mengalami kompresi, sehingga mengakibatkan pemendekan tinggi badan dan merusak bentuk toraks (kifosis). Sacrum terdorong kebawah dan kedepan, dan pelvis tertekan ke lateral.
D. Evaluasi Diagnostik
Pada sinar – X jelas terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemeriksaan vertebra memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang jelas. Pemeriksaan laboratorium memperlihatkan kadar kalsium dan posfor yang rendah dan peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Kalsium urine dan ekspresi kreatinin rendah bioksi tulang menunjukan peningkatan jumlah asteroid.
E. Penatalaksanaan
a. Penyebab dasar dari osteomalasia harus dikoreksi bila mungkin. Bila osteomalasia akibat kesalahan diet, maka perlu diberikan diet kaya protein, kalsium dan vitamin D tinggi
b. Suplemen vitamin D harus diresepkan. Vitamin D akan meningkatkan konsentrasi kalsium dan fosfor dalam cairan ekstra sel dan maka tersedia ion kalsium dan fosfor untuk mineralisasi tulang.
c. Bila osteomalasia diakibatkan oleh malabsorpsi, penambahan dosis vitamin D selain suplemen kalsium biasanya diresepkan. Pemajanan matahari sebagai radiasi ultra violet untuk mentransformasi bahan kolesterol yang tersedia dikulit menjadi vitamin D perlu dianjurkan.
d. Sering masalah skelet yang berhubungan dengan osteomalasia. Sembuh sendiri bila kekurangan nutrisi atau proses patologis yang mendasarinya setelah ditangani secara adekuat. Pemantauan jangka panjang pasien diperlukan untuk menyakinkan stabilisasi atau kekambuhan osteomalasia. Berbagai deformitas ortopedik persisten mungkin perlu ditangani oleh brace atau pembedah (dapat dilakukan osteotomi untuk mengoreksi depormitasi tulang panjang).
KONSEP RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pasien dengan osteomalasia biasanya mengeluh nyeri tulang umum pada punggung bawah dan ektremitas disertai dengan nyeri tekan. Gambaran ketidaknyamanan tidak jelas. Pasien mungkin datang dengan fraktur.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan lengkungan tulang panjang membuat penampakan pasien menjadi tidak normal dan jalannya membebek. Dapat terjadi kelemahan otot. Pasien ini merasa tidak nyaman dengan penampilan mereka.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan tekan tulang dan kemungkinan fraktur.
2. gangguan konsep diri terdiri berhubungan dengan tungkai melengkung, jalan bebek, depormitas vertebrata.
3. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit dan program tindakan.
C. Rencana keperawatan
DX. I
Tujuan
Nyeri berkurang / terkontrol
Intervensi :
Upaya fisik, psikologis dan farmakologis dipergunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan dan nyeri pasien. Bantu pasien dengan lembut saat merubah posisi. Perubahan posisi yang sering dapat mengurangi ketidaknyamanan karena imobilitas. Alas tidur yang lembut dapat memberi dukungan pada tubuh dan kenyamanan pada deformitas yang ada. Mengalihkan perhatian dan memberikan kegiatan santai lainnya dapat menurunkan persepsi nyeri pasien. Bila perlu kolaborasi pemberian analgetik.
DX. II
Tujuan
Menunjukkan peningkatan konsep diri
Intervensi:
Melakukan pendekatan personal untuk mengeksplorasi perasaan pasien. Dorong pasien untuk mengenali dan menggunakan kekuatan yang dimilikinya. Dorong interaksi dengan keluarga dan sahabat. Interaksi sosial dapat memberikan rasa diterima tanpa memperhatikan perubahan fisik yang terjadi. Beri reinforcement positif atas kemampuan yang dilakukan penderita.
DX III
Tujuan:
Menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang penyakit dan program terapi
Intervensi:
Pendidikan pasien difokuskan pada penyebab dan pendekatan untuk mengontrolnya. Pengetahuan tentang diet yang tinggi kalsium dan vitamin D. Keamanan penggunaan suplemen harus dikaji ulang. Pemantauan secara berkala kadar kalsium serum akibat dari terapi vitamin D dosis tinggi. Dorong aktifitas di luar rumah untuk pemajanan kulit pada sinar ultraviolet matahari, yang diperlukan untuk mengaktifkan produksi vitamin D dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan suddarth, 2002. keperawatan medikal Bedah, vol. 3, EGC Jakarta
Charter J. Reeves, dkk, 2001. keperawatan Medikal Bedah Vol. 1, Salemba Medika.
Ganong, William F.1999. Buku ajar Fisiologi Kedokterandisi 17, EGC, Jakarta
Soeharto M. D. F. I. C. S 1982 pengantar ilmu Bedah Ortopedi. Yayasan Essentia Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar