Minggu, 19 September 2010

KTI Limfoma Hodkins

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. KONSEP MEDIS
1. Defenisi
a. Limfoma adalah keganasan sel yang berasal dari sel limfoid. Biasanya diklasifikasikan sesuai derajat diferensiasi dan asal sel ganas yang dominan.(Suzanne C Smeltzer, 2002)
b. Limfoma merupakan golongan gangguan limfoproliferatif. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi dikaitkan dengan virus Epstein Barr. (Sylvia A. price, 2006)
c. Limfoma adalah kanker yang tumbuh akibat mutasi sel limfosit (sejenis sel darah putih) yang sebelumnya normal. Seperti halnya limfosit normal, limfosit ganas dapat tumbuh pada berbagai organ dalam tubuh, termasuk kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang, darah ataupun organ lain.(http://www.canhope.com)
d. Limfoma (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit sehingga muncul istilah limfoma malignum (maligna = ganas).( http://www.blogger.com)
e. Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa limfoma merupakan suatu bentuk keganasan yang berasal dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit yang dapat muncul pada berbagai organ tubuh termasuk kelenjar getah bening

2. Klasifikasi Limfoma
Mula-mula kita harus membedakan antara penyakit Hodgkin (yang erat berhubungan limfoma) dan limfoma non-Hodgkin (NHL). Meskipun keduanya berasal dari jaringan limfoid, penyakit Hodgkin sebagai terbentuk oleh sifat-sifat morfologi yang berbeda, diantaranya sel Reed-Sternberg, yang tampak dalam semua varian penyakit Hodgkin.( Sumantri, 2006)

3. Etiologi
Penyebabnya belum diketahui pasti, tapi beberapa ahli menduga penyebabnya adalah :
a. Infeksi virus, infeksi virus onkogenik diduga berperan dalam menimbulkan lesi genetik. Virus-virus tersebut adalah virus Epistein Barr, sitomegalovirus, HIV dan Human Herpes virus-6 (HHV-6)
b. Difisiensi imun, misalnya pada pasien transplantasi organ dengan pemberian otot imunosupresif atau pada pasien cangkok tulang. (Sumantri, 2006)
4. Insiden
Penyakit hodgkin merupakan penyakit sistem hematologi yang biasanya lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita dan mempunyai dua puncak insidensi : satu pada awal 20-an dan yang lainnya setelah usia 50 tahun. Karena kebanyakan manifestasinya serupa dengan infeksi, maka harus dilakukan pemeriksaan diagnostik untuk menyingkirkan adanya infeksi.(Nelson, 2000)

5. Anatomi dan Fisiologi
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limfa. Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Volume darah manusia sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Darah bersirkulasi di dalam sistem vaskuler dan berperan sebagai penghubung antara organ tubuh, membawa oksigen yang diabsorpsi oleh paru dan nutrisi yang diabsorpsi oleh traktus gastrointestinal ke sel tubuh untuk metabolisme sel. Darah juga mengangkut produk sampah yang dihasilkan oleh metabolisme sel ke paru, kulit dan ginjal yang akan ditransformasi dan dibuang bodi ke tempat sasaran atau tujuan (Suzanne C Smeltzer,2002)
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
a) Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :
1) Albumin
2) Bahan pembeku darah ( trombosit)
3) Immunoglobin (antibodi)
4) Hormon
5) Berbagai jenis protein
6) Berbagai jenis garam
b) Korpuskula darah terdiri dari:
1) Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organel, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah.
2) Trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
3) Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan berfungsi untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap.
Sel darah putih atau leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti,dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler /diapedesis Normalnya kita memiliki 4x109 hingga 11x109 sel darah putih dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes

6. Patofisiologi
Penyakit Hodgkin biasa diklasifikasikan berdasarkan pada kriteria patologi yang mencerminkan derajat keganasan dan mengarah pada prognosisnya. Apabila limfosit mendominasi, misalnya dengan sel Reed-Stenberg dan keterlibatan minimal nodus, prognosisnya jauh lebih baik dari pada jika jumlah limfositnya rendah dan semua nodus limfe digantikan oleh sel tumor jenis primitive. Kebanyakan pasien (dengan kondisi yang disebut “sklerosis noduler dan selularitas campuran”) berada dalam posisi antara jumlah dan sifat merusak sel tumornya, derajat respon terhadap terapi, dan prognosis keseluruhan. (Suzanne C Smeltzer, 2002)

7. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis limfoma Hodgkin antara lain:
a. Limfadenopati dengan konsistensi rubbery dan tidak nyeri
b. Demam, tipe Pel-Ebstein
c. Hepatosplenomegali
d. Neuropati.(Sumantri, 2006)
e. Pembesaran nodus limfe tanpa nyeri, pada salah satu sisi leher yang menjadi sangat besar. Selanjutnya nodus limfe di daerah lain, biasanya disisi leher sebelahnya, juga membesar dengan cara yang sama.
f. Terjadi anemia progresif, Jumlah lekosit biasanya tinggi, dengan jumlah polimorfinuklear (PMN) yang meningkat secara abnormal dan peningkatan jumlah eosinofil.
g. Demam tinggi, akibat keterlibatan mediastinal dan abdominal suhunya bisa sampai 400C (1010F) selama periode waktu 3-14 hari. Kemudian normal dalam beberapa minggu.
h. Apabila penyakit tidak ditangani, perjalanannya akan berlanjut; pasien akan kehilangan berat badan dan menjadi cacheksia (kelemahan secara fisik), terjadi infeksi, timbul edema anasarka, tekanan darah menurun, dan kematian pasti terjadi dalam 1 sampai 3 tahun tanpa penanganan. (Suzanne C Smeltzer, 2002)

8. Test diagnostik
a. Laboratorium
1) Pemeriksaan darah : anemia, eosinofilia, peningkatan laju endap darah pada flow cytometry dapat terdeteksi limfosit abnormal dan limfositosis dalam sirkulasi
2) Pemeriksaan faal hati : terdapat gangguan faal hati yang tidak sejalan dengan keterlibatan limfoma dalam hati.
3) Pemeriksaan faal ginjal : peningkatan kreatinin dan ureum dapat diakibatkan obstruksi ureter, adanya neuropati dan hiperkalsemi dapat memperberat fungsi ginjal.
b. Biopsi sumsum tulang
Dilakukan pada stadium lanjut untuk keperluan staging, keterlibatan sumsum tulang pada limfoma hodgkin sulit didiagnosis dengan aspirasi sumsum tulang.
c. Radiologis
1) Foto thorax
2) USG abdomen
3) CT scan thorax
4) CT scan abdomen. (Sumantri, 2006)

9. Pentahapan (Stagging)
Penentuan staging sangat penting untuk terapi dan menilai prognosis. Stagging dilakukan menurut Costwolds (1990) yang merupakan modifikasi dari klasifikasi Ann Arbor (1971)
Stadium I keterlibatan dari satu region kelenjar getah bening atau struktur jaringan limfoid (limpa, timus, cincin Waldeyer) atau keterlibatan satu organ ekstralimfatik.
Stadium II keterlibatan dari ≥2 region kelenjar getah bening pada sisi diafragma yang sama (kelenjar hilus bila terkena pada kedua sisi termasuk stadium II); keterlibatan lokal 1 organ ekstranodal atau 1 tempat dan kelenjar getah bening pada sisi diafragma yang sama (IIE). Jumlah region anatomik yang terlibat ditulis dengan angka (contoh : II3)
Stadium III keterlibatan region kelenjar getah bening pada kedua sisi diafragma (III), dapat disertai lien (IIIs), atau keterlibatan satu organ ekstranodal (IIIE) atau keduanya (IIISE)
III1 dengan atau tanpa keterlibatan kelenjar getah bening splenik, hilar, seliak atau portal
III2 dengan keterlibatan kelenjar getah bening paraaorta, iliaka dan mesentrika
Stadium IV keterlibatan difus/diseminata pada satu atau lebih organ ekstranodal atau jaringan dengan atau tanpa keterlibatan kelenjar getah bening.(Sumantri, 2006)
10. Terapi
a. Pengobatan limfoma hodgkin adalah radioterapi dan kemoterapi, tergantung dari staging (Clinical stage = CS) dan faktor risiko. Radioterapi meliputi Extended Field Radiotherapy (EFRTI), Involved Field Radiotherapy (IFRT) dan radioterapi (RT)
b. Terapi lain penyakit hodkin yang masih diteliti adalah :
Imunoterapi dengan antibody monoclonal anti CD20- , imunotoksin anti CD25 , bispesifik monoclonal antibody CD16/CD30 bispesifik antibody dan radio immunoconjugates.(Sumantri, 2006)
11. Prognosis
Komplikasi iradiasi yang muncul bergantung kepada tempat,, doisis dan volume, serta umur pada waktu terapi. Antara Lain :
a. Iradiasi supradiafragma dapat menyebabkan restriksi kapasitas paru, disfungsi jantung, kanker payudara awitan-lambat, atau hipertiroidisme
b. Iradasi pelvis dapat menyebabkan menyebabkan sterilitas meskipun ovarium dan testis dilindungi. Pada anak kecil pertumbuhan kolumna vertebralis, klavikula, dan tunas payudara dapat dipengaruhi

B. KONSEP KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dalam aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitative dan preventif perawatan kesehatan.
Didalam memberikan asuhan keperawatan terdiri dari beberapa tahap atau langkah-langkah proses keperawatan yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.( Marylin E. Dongoes, 2000)
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantung pada pengumpulan data. Tahap ini terbagi atas :
a. Biodata
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor registrasi dan diagnosa medis.
Identitas penanggung jawab meliputi : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat dan hubungan dengan klien.
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien sehingga klien datang ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan klien yang memuat kapan timbulnya penyakit dan bagaimana perjalanannya serta menguraikan keluhan utama dengan menggunakan PQRST. Provocative(P),Quality(Q),Region (R),Severity (S),Time (T)
2) Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat kesehatan yang berkaitan dengan penyakit sebelumnya
3) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan yang berkaitan dengan penyakit yang diderita oleh keluarga.
d. Data dasar
1) Aktivitas / Istirahat
Gejala :
Kelemahan/keletihan
Kehilangan produktivitas dan penurunan toleransi latihan.
Kebutuhan tidur dan istirahat lebih banyak
Tanda: Penurunan kekuatan, bahu merosot, jalan lamban, dan tanda lain yang menunjukkan kelelahan.
2) Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, angina/nyeri dada
Tanda : Tacikardia, disritmia
Sianosis wajah, dan leher ( obstuksi drainase vena karena pembesaran nodus limfa adalah kejadian yang jarang )
Ikterus sclera dan ikterik umum sehubungan dengan kerusakan hati dan obstrusi duktus empedu oleh pembesaran nodus limfa (mungkin tanda lanjut)
Pucat (anemia), keringat malam
3) Integritas ego
Gejala : faktor stress, misalnya sekolah.
Takut/ansietas sehubungan dengan diagnosis dan kem ungkinan takut mati.
Ansietas/takut sehubungan dengan tes diagnostik dan modalitas pengobatan (kemoterapi dan terapi radiasi)
Tanda : Berbagai perilaku, misalnya., marah dan menarik diri.
4) Eliminasi
Gejala : Perubahan karakteristik urine dan/ atau feces
Riwayat obstruksi usus, contoh intususepsi, atau sindrom malabsorpsi (infiltrasi dan nodus limfa retroperitoneal)
Tanda :Nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan pembesaran pada palpasi (hepatomegali)
Nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan pembesaran pada palpasi (splenomegali)
Penurunan keluaran urine,urine gelap/pekat, anorea(obstruksi uretral/gagal ginjal)
Disfungsi usus dan kandung kemih
5) Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia atau kehilangan nafsu makan
Disfagia (tekanan pada esophagus)
Adanya penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan sama dengan 10% atau lebih dari berat badan dalam 6 bulan sebelumnya dengan tanpa upata diet
Tanda :Pembengkakan pada wajah, leher, rahang atau tangan kanan (sekunder terhadap kompresi vena kava superior oleh pembesaran nodus limfa
Ekstremitas : edema ekstremitas bawah sehubungan sengan obstruksi vena kava inferior dari pembesaran nodus limfa intraabdominal (non-hodgkin)
Asites ( obstruksi vena kava imferior sehubungan dengan pembesaran nodus limfa intraabdominal)
6) Neurosensori
Gejala :Nyeri saraf (neuralgia) menunjukkan kompresi akar saraf oleh pembesaran nodus limfa pada brakial, lumbal, dan pleksus sacral
Kelemahan otot, parastesia
Tanda : Status mental ; letargi, menarik diri, kurang minat umum terhadap sekitar
Paraplegia (kompresi batang spinal dari tubuh vertebral, keterlibatan diskus kompresi/degenerasi, atau kompresi suplai darah terhadap batang spinal)
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan/nyeri pada nodus limfa yang terkena, misalnya., pada sekitar mediastinum. Nyeri dada, nyeri punggung (kompresi vertebral); nyeri tulang umum (keterlibatan tulang limfomatus)
Nyeri segera pada area yang terkena setelah minum alkohol
Tanda : Fokus pada diri sendiri; perilaku berhati-hati
8) Pernafasan
Gejala : Dispnea pada kerja atau istirahat; nyeri dada
Tanda : Dispnea; takikardia
Batuk kering non-produktif
Tanda distress pernafasan
Paru/paralisis laryngeal (tekanan dari pembesaran nodus pada saraf laryngeal).
9) Keamanan
Gejala : riwayat sering/adanya infeksi (abnormalitas imunitas seluler pencetus untuk infeksi virus herpes sistemik, TB, toksoplasmosis, atau infeksi bacterial)
Riwayat monukleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin)
Pola sabit adalah peningkatan suhu tubuh pada malam hari berakhir sampai beberapa minggu (demam pel ebstein)
Kemerahan/pruritus umum
Tanda : Demam menetap tak dapat di jelaskan lebih tinggi dari 380C
Tanpa gejala infeksi
Nodus limfa simetris tidak nyeri,membengkak/membesar
nodus dapat terasa kenyal dan keras, diskret dan dapat digerakkan
Pembesaran tonsil
Pruritus umum
Sebagian area kehilangan pigmentasi melanin (vitiligo)

3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri yang berhubungan dengan penekanan diagnosis, terapi, efek fisiologi neoplasia.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan kehilangan selera makan.
c. Resiko infeksi yang berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh
d. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
e. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan neuromuscular (neuropati).
f. Perubahan membran mukosa yang berhubungan dengan pemberian agen kemoterapi
g. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan pemberian agen kemoterapi, radioterapi, dan imobilisasi. (Donna L. wong, 2002)

2 komentar: