Minggu, 19 September 2010

KTI Tumor Colon

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR MEDIK

1. Pengertian
Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya (R. Sjamsuhidajat, Wim de’jong, 1998).
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI, 2008)
Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang jaringan disekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh (Corwin, 2009)
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000)
Dari beberapa pengertian diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).

2. Anatomi fisiologi
a. Anatomi Pencernaan
Saluran gastrointestinal berawal di rongga mulut, dan berlanjut ke esofagus dan lambung. Makanan disimpan sementara di lambung sampai disalurkan ke usus halus. Usus halus dibagi menjadi tiga bagian: duodenum, yeyunum dan ileum. Pencernaan dan penyerapan makanan berlangsung terutama di usus halus. Dari usus halus, makanan kemudian masuk ke usus besar yang terdiri dari kolon dan rektum. Organ tambahan pada sistem ini adalah hati, pankreas, kandung empedu, dan apendiks.
Seluruh saluran cerna terdiri dari beberapa lapisan jaringan: lapisan mukosa (untuk fungsi sekresi) yang terletak paling dalam; lapisan jaringan ikat submukosa; lapisan otot polos sirkular dan longitudinal yang disebut muskularis eksterna; dan membran serosa yang terletak paling luar yang disebut lapisan peritoneum (atau adventisial). Lapisan ini dihubungkan satu sama lain secara fisik dan melalui hubungan saraf.(Corwin,2009)b. Fisiologi :
Makanan mulai dicerna di mulut proses mengunyah, penghancuran makanan oleh gigi, metabolisme dibantu oleh ptyalin (produk kelenjar saliva), esofagus jika dalam keadaan istirahat berbentuk tabung dan akan mengembang bila dilalui oleh cairan atau makanan, esofagus menembus diafragma yang mempunyai spincter Cordia yang membantu mendorong makanan. Lambung jika dalam keadaan kosong berbentuk gepeng, pencernaan di lambung dibantu oleh HCl dan pepsin untuk pencernaan protein renin dan pencernaan susu. Fungsi motorik lambung terdiri atas penyimpanan, pencampuran, dan pengosongan cimus (makanan yang bercampur dengan sekret lambung) ke dalam duodenum. Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi bahan-bahan nutrisi dan air. Dan usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorbsi air dan elektrolit yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa faeces yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung.

3. Etiologi
Terdapat tiga etiologi utama kanker (Davey, 2006) yaitu
1. Diet: kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
2. Kelainan kolon
a. Adenoma di kolon: degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
b. Familial poliposis : polip di usus mengalami degenarasi maligna menjadi karsinoma.
c. Colitis ulserative
Penderita colitis ulserative menahun mempunyai resiko terkena karsinoma kolon
3. Genetik
Anak yang berasal dari orang tua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi tiga setengah kali lebih banyak daripada anak-anak yang orang tuanya sehat (FKUI, 2001)

4. Insiden
Tumor ganas di usus kecil jarang ( 1 % dari semua kanker gastrointestinal) hal tersebut terjadi pada usia orang-orang yang lebih muda, sedangkan pada tumor ganas usus besar terjadi pada orang-orang yang lebih tua. Umur rata-rata 58 tahun dan terjadi pada laki-laki dan wanita hampir dalam jumlah yang sama, hampir setengah dari tumor-tumor itu dilaporkan dalam medical review.
Kanker colon lebih sering pada wanita, sedangkan lesi pada rektum lebh sering pada pria. Kira-kira 60 % dari semua kanker usus terjadi pada bagian rektosigmoid, sehingga dapat teraba pada pemeriksaan rektum atau terlihat pada sigmoidoskopi. Sekum dan kolon asendens merupakan tempat berikutnya yang paling sering diserang. Kolon tranversum dan fleksura merupakan bagi an yang memiliki kemungkinan terserang yang paling kecil.

5. Patofisiologi
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali pada stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada semua bagian dari usus besar (Davey,2006).
Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain (paling sering ke hati).(Brunner & Suddarth,)

6. Manifestasi klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan pendarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.
1. Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa cairan, cenderung tetap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita ungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen dan kadang-kadang pada epigastrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala-gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat-alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah ( Gale,2000).


7. Pemeriksaan penunjang
a. Endoskopi : pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
b. Radiologis : pemeriksaan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke paru.
c. Ultrasonografi (USG) : sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon,tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastatis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
d. Histopatologi : biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon adlah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
e. Laboratorim : pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan (FKUI,2001).
8. Penatalaksanaan Medis
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut :
1. Pembedahan ( Operasi )
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastasis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu
dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara lain sel kanker , sel kulit,sel dinding lambung dan usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3. Kemotherapy
Kemotherapy memakai obat antikanker yang kuat, dapat masuk kedalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat kemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus. (FKUI,2001).

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. Dalam mengkaji, harus memperhatikan data dasar pasien. Informasi yang didapat dari klien (sumber data primer), data yang didapat dari orang lain (sumber data sekunder), catatan kesehatan klien, informasi atau laporan laboratorium, tes diagnostik, keluarga dan orang terdekat atau anggota tim kesehatan lain merupakan pengkajian data dasar. (A.Azis Alimul Hidayat,2002)
Pengkajian pasien Post Operatif Ca Colon (Doenges,1999) adalah meliputi :
a. Aktivitas/Istirahat
1) Gejala :
Kelemahan,dan/atau keletihan
Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas.
b. Sirkulasi
1) Tanda :
Takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri).
Kulit/membran mukosa: Turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah (dehidrasi/malnutrisi).
c. Integritas Ego
1) Gejala :
Ansietas, ketakutan, emosi kesal, misalnya perasaan tidak berdaya/ tak ada harapan.
Faktor stres akut/kronis misalnya hubungan dengan keluarga/pekerjaan, pengobatan yang mahal.
1) Tanda :
Menolak, perhatian menyempit, depresi.
d. Eliminasi
1) Gejala :
Perubahan pada pola defekasi misal, darah pada feses, nyeri pada defekasi.
2) Tanda :
Perubahan pada bising usus, distensi abdomen
e. Makanan/Cairan
1) Gejala :
Kebiasaan diet buruk (misal rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet)
Anoreksia, mual/muntah.
Intoleransi makanan
Peubahan berat badan; penurunan berat badan hebat, kaheksia, berkurangnya massa otot.
2) Tanda:
Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema
f. Neurosensori
1) Gejala:
Pusing; sinkope


g. Nyeri/Kenyamanan
1) Gejala:
Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal, ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat. (dihubungkan dengan proses penyakit).
h. Higiene
1) Tanda:
Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri.
Stomatitis menunjukkan kekurangan vitamin
i. Interaksi sosial
1) Gejala :
Masalah hubungan/ peran sehubungan dengan kondisi
Ketidakmampuan aktif dalam sosial
j. Penyuluhan/Pembelajaran
1) Gejala :
Riwayat kanker pada keluarga


DAFTAR PUSTAKA


Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku Saku Patofisiologi : Edisi Revisi 3, EGC : Jakarta

Depkes.(2009).
(http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=wiewartide&sid=3328&itemid? (diakses 30 Agustus 2009)

Doenges, E. Marylinn. (2000) . Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC : Jakarta

Guyton & Hall. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC : Jakarta

Hidayat A. alimul Azis, (2002). Dokumentasi Proses Keperawatan, EGC : Jakarta

Info sehat,(2009).
http://www.Info-sehat.com/content.phps_sid, (diakses 30 Agustus 2009)

Long Barbara, C . (1996). Perawatan Medikal Bedah edisi 3. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arief. (2002). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Media Aesculapius FKUI : Jakarta

R. Sjamsuhidajat, Wim de jong. (1998). Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi Revisi. EGC: Jakarta

Scribd.(2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Carsinoma Colon
(http://www.scribd.com/doc/15814138/ASUHAN-KLIEN DENGAN-CARSINOMA-COLON-CA-COLON, (diakses 29 Agustus 2009)

Smeltzer & Bare. (2002) . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 . Vol. 3 Jakarta: EGC


Tambayong, Jan (2000). Patofisiologi untuk Keperawatan : EGC : Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar